De  Kabayan adalah salah satu kelompok asal kota kembang yang terdiri atas 5  orang personil. Anggotanya sudah disebutkan di atas dan masing-masing  memiliki ciri khas sendiri dari berbagai etnis. Kang Maman alias kang  Ibing mewakili urang Sunda bersosok lugu, saking lugunya mampu membuat  mangkel lawan bicara. Aom Kusman adalah sosok "playmaker", pengatur yang  handal alur pembicaraan, Suryana Fatah alias Koh Holiang adalah sosok  etnis Tionghoa yang tak mau kalah, Wawa Sofyan alias mas Sastro menjadi  kaum abangan Jawa yang sedikit pongah, terakhir ada Ujang lagi-lagi  orang Sunda yang sekadar pelengkap dan pemberi umpan lucu.
    "Grup lawak De Kabayan/ dengan bangga mempersembahkan produksi  perdananya:/ "Kang Maman Mencari Gadis Jujur".../...para pelaku/ Charles  Bronso sebagai Kang Ibing / Alain Delon sebagai Aom Kusman/ David  Chiang sebagai Suryana Fatah/ Fernando Sancho sebagai Wawa Sofyan/ dan  Roger Moore sebagai Ujang..."
Demikian introduksi dari kelompok  De Kabayan dalam rekaman lawakannya yang dirilis pada tahun 1982 dan  bertajuk "Kang Maman Mencari Gadis Jujur" . Di era 80-an kaset lawak  memang bukan barang yang langka. Selain TVRI dan berbagai pentas,  eksistensi kelompok lawak banyak ditopang oleh penjualan kaset rekaman  berupa lawakan dan lagu-lagu mereka. Selain De Kabayan ada Surya Grup,  Warung Kopi (Warkop) Prambors, Jayakarta Grup, Pancaran Sinar Petromaks,  hingga Sersan Prambors.
De Kabayan adalah salah satu kelompok  asal kota kembang yang terdiri atas 5 orang personil. Anggotanya sudah  disebutkan di atas dan masing-masing memiliki ciri khas sendiri dari  berbagai etnis. Kang Maman alias kang Ibing mewakili urang Sunda  bersosok lugu, saking lugunya mampu membuat mangkel lawan bicara. Aom  Kusman adalah sosok "playmaker", pengatur yang handal alur pembicaraan,  Suryana Fatah alias Koh Holiang adalah sosok etnis Tionghoa yang tak mau  kalah, Wawa Sofyan alias mas Sastro menjadi kaum abangan Jawa yang  sedikit pongah, terakhir ada Ujang lagi-lagi orang Sunda yang sekadar  pelengkap dan pemberi umpan lucu.
Tersebutlah seorang tukang  becak (Aom Kusman) yang bertemu pemuda lugu bernama Kang Maman. Pemuda  ini ditinggal kekasihnya Eti lantaran merasa dibohongi. Dengan segala  upaya kang Maman mencari Eti dibantu tulang becak. Jalan satu-satunya  terpaksa pergi ke mang Ujang, dukun yang sempat bercita-cita mau jadi  peragawati namun punya pasien aneh-aneh macam Koh Holiang, pemilik  monyet yang ingin dikawinkan dan mas Sastro, pemilik perkutut yang  mandul. 
Pakem lawakan dalam kaset ini didahului dengan monolog.  Di side A, Aom Kusman menerangkan siapa dirinya. Barulah satu-persatu  pemain lain masuk. Keluguan kang Maman menjadi tambang emas yang hingga  kini masih belum tergantikan. Dari suaranya tampak betul jika dibarengi  dengan ekspresi muka yang datar, lempang tanpa merasa bersalah. Namanya  juga orang desa yang lugu. Koh Holiang juga termasuk deretan pemain yang  kuat karakternya. Sosok kepala batunya cukup terkenal dan juga bikin  kesal. Tarik uratnya saat menawar harga becak cukup membuat tawa segar  terburai. Logat pelonya yang khas spesifik sebagai Cina Sunda yang  kental dengan akhiran atuh. 
Musik pendukungnya sendiri malah  berbau western a la film koboi hingga tak terasa aroma mereka sebagai  warga Bandung. Padahal warga di sana agaknya tak asing dengan sosok  kelima pria ini. Dentingan piano yang sempat terdengar diambil dari  soundtrack "The Big Valley". Ketika itu hak cipta bukan hal yang utama  jadi bebas saja comot ini comot itu.
 Sumber: http://sossisag.multiply.com/reviews/item/11

Tidak ada komentar:
Posting Komentar